Ceritanya di Tukang Tambal Ban
Assalamualaikum wr wb.
Yups akhirnya diberi kesempatan
untuk menulis di blog lagi setelah ‘perang’ dengan tugas-tugas yang selalu
tumbuh subur. Sebenarnya sekarang juga masih banyak tugas ditambah minggu depan
sudah mulai UAS ! *hwating*. Tapi entah kenapa saat ini lagi pengen banget
nulis. Jadi ya mumpung mata belum ngantuk gara-gara kelamaan tidur siang,
kusempatkan waktu untuk menulis serta berbagi sedikit cerita.
Aku akan bercerita mengenai
kejadian yang baru kemarin terjadi dan ini aku sendiri yang menjadi tokoh
utamanya, alias kejadian asli yang aku alami sendiri.
Jadi ceritanya ya seperti biasa
aku bangun pagi buat siap-siap berangkat kuliah. Pokoknya udah sholat subuh,
lanjut mandi, lanjut berpakaian, lanjut make up-an, lanjut sarapan. Biasanya aku
selalu berangkat agak siangan. Tapi kali ini aku berencana berangkat pagi
karena kemarin sorenya dosenku mengirim pesan lewat whatssap bahwa beliau minta
untuk dicarikan ruang kelas di lantai 1 karena sedang menjalani masa pemulihan
pada kesehatannya jadi beliau tidak dianjurkan menaiki banyak anak tangga oleh
dokternya (kebetulan untuk mata kuliahnya, kelasnya berada di lantai 3 dan di
kampusku tidak ada lift atau tangga escalator. Dan kebetulan lagi, aku kormat
(koordinator mata kuliah) nya).
Selesai sarapan, aku pamit
berangkat ke kampus kepada mbah, tante, dan om ku. Memang karena aku sering
kedapetan ban motorku bocor, jadi sekarang kalau mau berangkat naik motor
selalu cek ban motor. Tiba-tiba hal yang tidak diinginkan itu pun terjadi, ban
motorku bagian belakang kempes. Dan yang tak kalah mengejutkannya lagi,
terdapat paku yang menancap di ban itu. Benar-benar surprise abis ngalahin
surprise dari teman-temanku pas aku ultah (Btw, tanggal 23 november kemarin aku
ultah. Yang pengen ucapin bisa komen dibawah atau dm aku lewat ig ya wkwk
#ngarep).
Lihat ban kempes dan paku
menancap di ban bukan membuatku ada inisiatif untuk bertanya pada om atau
tanteku atau langsung membawanya ke tukang tambal ban, aku langung mengambil
smartphone ku di dalam tas dan membuka aplikasi chat LINE. Aku menghubungi komting (komisaris tingkat atau sama kayak
ketua kelas) kelasku untuk menggantikanku mencarikan ruangan kelas. Setelah itu,
aku langsung berangkat dan berniat mencari tukang tambal ban.
Sesampainya di tukang tambal ban,
aku langsung di datangi seorang lelaki paruh baya. Ya sudah terlihat beliau
pemilik usaha tambal ban itu.
“motornya kenapa, mbak?”
“ini pak bannya bocor. Tadi saya
udah cek ada paku nancep.”
Bapak itu langsung jongkok dan
memperhatikan ban motorku. “wah bocornya udah parah, mbak. Kayaknya sih harus
ganti ban dalam.”
Aku langsung terkejut dan ingat
bahwa uang di dompetku hanya ada satu lembar Rp. 20.000, sedangkan dulu aku
pernah ganti ban dalam dan itu kira-kira menghabiskan Rp. 40.000.
“oh gitu ya, pak. Yaudah gapapa
deh”. Aku melihat sekeliling untuk mencari ATM dan beruntunglah aku di dekat
tambal ban itu ada sebuah pom bensin. Di pom bensin itu terdapat juga fasilitas
ATM.
“pak, saya tinggal dulu motornya
soalnya saya mau ke ATM.”
“oiya baik, mbak. Di pom bensin
itu ada ATM kok. Pokoknya di belakangnya lah.”
“eh iya pak terima kasih.”
“iya, mbak. Hati-hati”
Aku langsung berjalan menuju pom
bensin dan memasuki ATM dan sudah pasti untuk mengambil uang. Selesai dari ATM,
aku langsung menuju ke tempat tambal ban itu lagi. Sesampainya disana, bapak
pemiliknya langsung mengajakku duduk di sampingnya. Beliau langsung mengajakku
bercerita. Aku juga sempat melihat motorku yang sedang di tambal bannya oleh
asisten bapak pemilik bengkel tambal ban itu.
“mbaknya kuliah atau kerja?”
“saya kuliah, pak.”
“kuliah dimana?”
“di Undip, pak.”
Obrolan terus berlanjut dari
menanyakan tentang kehidupan kuliahku, tentang keluarga, dan semacamnya. Sampai
akhirnya beliau berkata,
“mbak beruntung ya bisa kuliah. Saya
cuma lulusan SD. Umur 17 tahun saya sudah bekerja buat nafkahi ibu dan
adik-adik saya soalnya bapak saya sudah meninggal dunia. Saya pernah kerja di
Jakarta terus berhenti. Saya lanjut buka usaha bengkel kecil-kecilan disini tapi
ya sekarang alhamdulillah masih lanjut berjalan. Cari kerja itu susah sekali,
mbak. Susaahh sekali. Makanya mbak beruntung bisa kuliah. Rajin-rajin
belajarnya nanti lulus kuliah insya Allah cepet dapet kerjanya, mbak. Saya dulu
rela putus sekolah, biar adik-adik saya yang bersekolah saja”.
Hatiku langsung terenyuh
mendengar cerita bapak itu. Bagaimana tidak, selama ini aku rasanya ingin
menyerah dan selalu berpikir untuk berhenti kuliah. Tugas yang selalu tumbuh
subur, revisi tugas ini tugas itu, dosen yang hmm.., masalah dengan teman,
padatnya jadwal kuliah dan organisasi, ditambah lagi masalah keluarga,
membuatku hampir setiap hari menangis sendirian di kamar. Aku pun juga sering
menangis saat perjalanan pulang dari kampus, keadaannya sambil menyetir motor
dan aku tahu kalau itu sangat berbahaya serta memalukan tapi ya mau bagaimana
lagi, air mataku tak dapat terbendung.
Rasanya hidupku sudah runtuh oleh
semua itu. Namun, bapak itu membukakan segalanya. Berbagai rintangan dalam
kehidupan dijalaninya dengan apa adanya dan santai meskipun permasalahan beliau
lebih berat dariku.
Beliau juga menasehatiku untuk
selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Tugas kuliah itu belum ada apa-apanya
dibandingkan dengan kehidupan yang sebenarnya. Hidup memang menyakitkan, tapi
tetap harus kita jalani. Dan jangan lupa kita harus selalu bersyukur. Apapun
yang kita miliki harus kita terima dengan setulus hati kita. Dengan selalu
bersyukur, kita jadi mudah menjalani hidup dan selalu bahagia. Meskipun pahit
awalnya, bisa manis di akhirnya.
Singkat cerita, akhirnya ban motorku selesai di tambal dan alhamdulillah tidak perlu ganti ban dalam karena hanya lubang kecil bekas paku menancap. Jadi aku hanya membayar sebesar Rp. 10.000. Setelah berterima kasih dengan bapak pemilik tambal ban dan asistennya, aku langsung menaiki motorku dan melanjutkan perjalananku ke kampus.
Okay sekian cerita dariku. Semoga
ini memotivasi kalian yang sudah mulai lelah. Tetap semangat semuanya. Mohon maaf
bila ada salah kata. Jika ada yang ingin memberikan kritik dan saran biasa langsung
comment di bawah tulisan ini. Terima kasih dan sampai jumpa di tulisanku yang
selanjutnya.
Wassalamualaikum wr wb.
Komentar
Posting Komentar