Jatuh, Jatuh, Jatuh


Assalamualaikum. Hi Fellas!

Pasti setiap insan di dunia ini pernah merasakan yang namanya jatuh. Mulai dari jatuh dari tangga, jatuh dari kasur, sampai jatuh cinta. Banyak yang mengira kali ini aku akan membahas jatuh cinta. Of course NO ! Aku akan menceritakan pengalaman yang memalukan dari sekedar jatuh cinta. Bukan berarti jatuh cinta itu memalukan. Jatuh cinta itu justru hal yang indah. Eh jadi bahas jatuh cinta.

Yaudahlah lanjut. Mungkin dari kalian yang biasa mengendarai sepeda motor memiliki pengalaman jatuh dari sepeda motor. Nah, sudah tahu kan aku akan membahas “jatuh” apa kali ini? Yup, jatuh dari motor. Apa spesialnya jatuh dari sepeda motor? Hmm.. sebenarnya aku membahas ini memang untuk sekedar menceritakan pengalamanku sekaligus memberikan pelajaran terkhusus buat pengendara dan yang baru akan belajar mengendarai sepeda motor. Langsung saja ku ceritakan ya.

Setelah ku hitung, aku sudah mengalami jatuh dari sepeda motor sebanyak 5 kali. Itu menurutku terparah dan meninggalkan bekas luka serta ingatan.

Pengalaman pertamaku terjatuh dari sepeda motor terjadi ketika aku masih semester satu kuliahku. Pukul 17.00, aku pulang dari kampusku. Saat aku kuliah memang aku tidak ngekost, aku tinggal dirumah tanteku yang jarak dari rumah ke kampusku memakan waktu 30 menit. Dan pas di perjalanan pulang aku melihat langit sudah mendung. Aku langsung menancap gas sepeda motorku dan mengebut agar cepat sampai rumah dan terhindar dari hujan. Ditambah lagi aku sudah mengantuk dan badanku juga sudah sangat lelah. Masih tidak jauh dari kampusku, di jalanan tiba-tiba mobil di depanku dan jaraknya juga agak jauh dariku berhenti mendadak. Aku yang sedang mengebut itu baru tersadar dan refleks langsung mencengkeram rem sepeda motorku dengan keras. Sayangnya rem sepeda motorku tidak “pakem” dan akhirnya... “BRAAAAKKK !!”. Aku menabrak bagian kiri belakang mobil tersebut dan langsung terjatuh. Naasnya, lampu sign kiri mobil tersebut langsung terlepas dan mobil itu langsung berjalan begitu saja.

Orang-orang yang ada di sekitar jalan itu langsung mendatangiku. Aku pun langsung berdiri sambil membersihkan bajuku dari debu jalanan. Ada seorang bapak yang langsung membawa motorku ke pinggir jalan. Lalu, ada mas-mas yang langsung menanyai keadaanku sambil menuntunku ke pinggir jalan. “Mbaknya gapapa kan? Ada yang luka?”, aku pun menjawab “iya saya gapapa, mas”. Padanganku langsung tertuju pada tangan kananku. Ada luka yang cukup besar dan dagingnya sedikit terlihat. Mengetahui hal itu dan mungkin saat itu aku terlihat lumayan shock, mas-mas itu menawarkan diri untuk mengantarkan ku ke klinik terdekat. Tetapi, aku menolaknya karena ingin segera sampai di rumah. Setelah aku berterima kasih kepada orang-orang yang sudah menolongku, aku langsung mengendarai motorku dan pulang. Di perjalanan, aku merasakan luka di tangan kananku tadi semakin perih. Ditambah terkena air hujan dan aku harus menahan rasa sakit itu selama 30 menit perjalanan pulang. Btw, luka di tanganku kananku itu masih ada sampai sekarang. Sudah 3 tahun aku memiliki luka itu. Dan ku anggap sebagai kenangan terindah.

Oke lanjut ke pengalaman yang kedua. Saat itu aku sedang libur semester di rumah nenekku. Pagi hari pukul 06.30, nenekku meminta aku untuk mengantarnya periksa kesehatan di sebuah klinik tak jauh dari rumahnya. Aku mengantarnya dengan menaiki sepeda motor milik nenekku. Hanya memakan waktu kurang dari 10 menit sampailah di klinik tersebut. Jadi klinik itu berlokasi di sebelah kanan jalan besar sehingga harus menyebrang terlebih dahulu. Di sana juga ada tukang parkir yang mengurusi parkiran di klinik tersebut dan membantu orang untuk menyeberang. Aku bersiap-siap untuk menyeberang sambil melihat arahan dari tukang parkir tersebut apakah sudah boleh menyeberang atau tidak karena saat itu jalanan sedang sangat padat dengan kendaraan. Lampu sign kanan sepeda motorku sudah ku nyalakan. Di saat sudah tepat untuk menyeberang dan tukang parkirnya sudah bilang “yak masuk mbak!”, aku pelan-pelan berbelok ke kanan dan tiba-tiba dari arah belakangku “BRAAAKKK!!”. Ada mas-mas yang mengendarai motor sambil mengangkut sekitar 3-4 karung berisi beras menabrakku. Aku yakin mas itu pasti mengendarai motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Aku langsung terjatuh ke arah kanan, helm ku terlepas dan pipi kananku terkena aspal. Dari kejadian itu aku memiliki luka memar di pipi, sedikit luka lecet dekat mata kaki ku, dan selama beberapa hari aku kesulitan mengunyah karena rahangku sakit. Anehnya, nenekku tidak mengalami luka sama sekali.

Setelah itu motorku langsung di bawa tukang parkir tersebut ke pinggir jalan dan aku serta nenekku dituntun beberapa orang di pinggir jalan. Mas yang membawa karung beras yang menabrakku itu mendatangiku sambil senyum-senyum meringis dan salam padaku. “maaf ya mbak hehe..” begitu katanya. Aku merasa permintaan maafnya itu seperti main-main dan menganggap hal yang sangat sepele. Dia tidak menanyai keadaanku dan langsung pergi begitu saja. Namun, saat itu mood ku sedang baik jadi aku merasa pasrah dan tenang saja. Coba saja kalau mood ku sedang berantakan, bisa habis ku maki mas itu.

Oke segitu dulu ya. Baru dua cerita saja sudah sangat banyak, nanti akan ku buat part 2 nya. Intinya selalu berhati-hati dan jangan seenaknya di jalanan ya. See you on my next story. Ciao~

Wassalamualaikum.

Komentar

Postingan Populer